3 Virus bayangi jaringan komputer

Jenis virus yang masuk kategori tiga besar program perusak membayangi keamanan jaringan komputer di Indonesia pada awal 2010. Alfons Tanujaya, spesialis antivirus PT Vaksincom, menuturkan ketiga virus tersebut adalah Autorun, Sality, dan Con-ficker.w32.cd.
"Dari pantauan kami tiga virus ini yang menyerang dan diperkirakan ada varian yang lebih banyak lagi pada tahun ini. Mereka menggunakan modus kompilasi file yang berbeda-beda hingga tidak terdeteksi antivirus," ujarnya kepada Bisnis kemarin.
Virus Autorun umumnya merupakan virus lokal yang penyebarannya melalui media ultra serial bus (USB). Adapun Sality dan Conficker merupakan virus yang berasal dari luar. Di sisi lain, serangan virus juga marak menyasar situs jejaring sosial dan virus GutBai atau VBWorm.Gen3 yang melakukan aksi penghapusan terhadap sistem file dan menyebabkan komputer tidak dapat beroperasi ketika dinyalakan kembali{boot-ing).
Alfons mengatakan secara kuantitas, jumlah virus lokal sangat banyak. "Jadi, secara kuantitas tidak turun, hanya saja belum muncul motor penggerak seperti pada kasus virus Rontokbro yang didukung kekuatan dari satu orang atau grup yang memberi umpan informasi atau sumber kode [software perusak]," katanya.
Saat ini penyebaran virus lokal mulai redup dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, tetapi justru virus-virus yang di hasilkan semakin mempunyai efek yang cukup membahayakan, tidak saja menyembunyikan suatu file, tetapi juga menghapus file yang dianggap penting atau sering diakses oleh pengguna.
Dia mengatakan sesuai dengan hukum demografi, virus mengalami regenerasi dan memiliki keterbatasan usia seiring dengan berkembangnya waktu. "Sesuai hukum ini si pembuat virus tidak memiliki waktu mengembangkannya karena sibuk bekerja atau berkeluarga. Umumnya pembuat virus adalah anak kuliah yang masih mempelajari pengodean atau dari komunitas bawah tanah [underground]," jelasnya.
Pengguna komputer disarankan selalu mem-backup data secara teratur ke media yang terpisah dari harddisk komputernya, seperti dipindah ke CD atau DVD ROM, backup ke file sharing atau virtual harddrive di Internet untuk menghindari kehilangan data akibat infeksi virus.
Dalam pengamatan Alfons, sejauh ini belum muncul pembuat virus lokal yang bertaraf je-nius. Namun, kemampuan lokal mengembangkan software antivirus lokal pernah dicatat sebagai fenomena menarik karena sejumlah antivirus lokal pernah naik daun.
"Sayangnya, kurangnya perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap software masih rendah, pembajakan software antivirus terjadi dan di sisi lain kemampuan manajemen pembuat antivirus rendah, ini yang kemudian membuat [pengembangan software antivirus lokal) ini mati."
Menurut Alfons membangun industri antivirus lokal tidak semudah sekadar membuat program software karena ada ratusan ahli di belakangnya yang meliputi bidang software, jaringan, analisis virus hingga mesin software. "Lokal semestinya bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri selama tercipta suasana yang kondusif dan software disediakan dengan layanan yang lebih baik bukan sekadar sebagai produk jadi dengan barisan pengodean berkapasitas ratusan gigabyte semala."
Model lama
Serangan model lama diperkirakan masih membayangi dunia keamanan lnternet pada tahun ini. Sukdhev Singh, Senior Security Consultant IBM lnternet Security Service Asean, menuturkan penyerang atau peretas sistem keamanan diperkirakan terus menggunakan metode dan teknik beragam agar modusnya semakin sulit dideteksi.
"Penyerang tidak selalu membutuhkan kerentanan baru untuk menyerang sistem pengamanan tetapi juga menggunakan trik yang konstan termasuk memanfaatkan kelemahan sistem pencegahan nin hm dan software antivirus," ujarnya.
Menurut Singh, keamanan web bukan hanya merupakan isu di seputar browser atau isu tentang client (komputer pengakses server), melainkan juga mencakup penyerangan terhadap aplikasi web dan juga menyasar pengguna situs yang sah.